CPI yang Tinggi Beresiko Membebani Harga Saham

USA100, Weekly

Pasar tetap gelisah menjelang rilis data CPI AS pada hari Kamis, yang kemungkinan mengindikasikan bahwa inflasi tetap kuat, meskipun Federal Reserve tetap berupaya  memperlambat ekonomi dengan serangkaian kenaikan suku bunga. Saat laporan CPI yang dirilis bulan lalu, Indeks S&P 500 mengalami hari terburuk sepanjang tahun ini dengan melemah sebesar 4,5%; Tech kehilangan -5.7% dan Industri kehilangan -4%.

Analis JPMorgan memperingatkan dalam sebuah catatan pada hari Selasa bahwa S&P 500 dapat turun sebanyak 5%, apabila angka September lebih tinggi dari perkiraan 8,3% dari bulan sebelumnya. Kepala Eksekutif JPMorgan Jamie Dimon dalam sebuah wawancara mengatakan, bahwa saham dapat jatuh 20% dengan mudah dari level saat ini, tergantung pada hasil ekonomi dari tindakan Fed dan memperingatkan juga bahwa ekonomi AS dapat memasuki resesi pada pertengahan 2023.

Menurut Chris Larkin, direktur pelaksana perdagangan Morgan Stanley, bahwa Dolar AS yang kuat akan membebani ekspor AS dan karenanya ada kemungkinan membuat The Fed mundur dari jalur pengetatannya. Meskipun kekuatan dolar yang berkelanjutan pada akhirnya berkontribusi pada peralihan dari menaikkan suku bunga menjadi memotongnya, tetapi waktunya juga tetap tidak pasti, dan mungkin tidak mengubah lintasan turun pendapatan perusahaan.¹)

Namun yang pasti, dengan inflasi yang sangat tinggi yang bertahan selama lebih dari satu tahun, semakin banyak orang yang berjuang untuk membayar tagihan mereka karena harga kebutuhan sehari-hari telah mendekati level tertinggi dalam beberapa dekade. Menurut studi LendingTree terbaru, yang menemukan bahwa 32% orang Amerika telah membayar tagihan terlambat selama enam bulan terakhir, dan sebagian besar mengatakan karena mereka tidak punya cukup uang untuk menutupi biaya.

Sementara itu, IMF memperingatkan pada hari Selasa tentang repricing yang tidak teratur di pasar, mengatakan risiko stabilitas keuangan global telah meningkat, meningkatkan risiko penularan dan limpahan tekanan antar pasar. IMF mengatakan bahwa awan badai membayangi ekonomi global, termasuk inflasi yang terus-menerus, perlambatan di China dan tekanan berkelanjutan dari invasi Rusia ke Ukraina yang telah meningkatkan risiko penurunan parah ke tingkat yang tidak terlihat sejak awal krisis pandemi Covid-19.²)

Pada perdagangan hari Selasa (11/10), Wall Street ditutup sebagian besar lebih rendah,  setelah Gubernur BOE Andrew Bailey menggarisbawahi, bahwa bank sentral akan berhenti membeli obligasi pemerintah Inggris pada 14 Oktober. Pengumuman tersebut tampaknya mempengaruhi pasar saham Amerika Serikat, yang mengalami beberapa perubahan mood selama perdagangan. Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup dengan kenaikan +0,12%. Nasdaq 100 turun -1,24% pada penutupan, Indeks Nasdaq di jalur untuk memasuki pasar bearish lainnya  pada tahun 2022. Pasar bearish didefinisikan sebagai penutupan lebih dari 20% di bawah level tertinggi baru-baru ini dalam hal ini, harga dari 15 Agustus. Kinerja saham chip dengan Qualcomm, Applied Materials dan ON Semiconductor semuanya turun lebih dari -4% dan Netflix -6,82%. S&P 500 turun -0,66% pada akhir perdagangan.

Tinjauan Teknis

Indeks USA100 kembali berkinerja buruk, dalam perdagangan hari Selasa. Indeks berusaha menembus harga rendah pekan lalu 10831 dengan mencatatkan harga rendah baru di 10712 sebelum ditutup pada kisaran 10800.  Penurunan lebih lanjut dapat menguji level 61.8%FR di sekitar 10500 dan lebih jauh ke angka bulat 10000. Sementara pergerakan di atas resistance 11669 akan menandai bottoming jangka pendek, dan berkemungkinan menguji resistance 12066 terlebih dahulu.

USA100, Daily

Tren secara keseluruhan masih bearish terlihat dari pergerakan harga di bawah rata-rata 26 & 56 hari dan indikasi oscilasi pada zona negatif.

¹). finance.yahoo ²). reuters

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu

Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.