Yen melonjak, setelah otoritas moneter melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk meningkatkan mata uang untuk pertama kalinya sejak 1998, meskipun analis mengatakan Jepang mungkin berjuang untuk menjaga Yen tetap kuat.
USDJPY pada hari Kamis turun sebesar -1,12%. Yen pulih dari level terendah baru 24 tahun dan rally tajam ke level tertinggi 2 minggu setelah Jepang melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mendukung Yen. Yen awalnya melemah ke level terendah 24 tahun, setelah BOJ mempertahankan suku bunga acuan pada rekor terendah. Gubernur BOJ Kuroda mengatakan, bahwa tidak ada prospek kenaikan suku bunga jangka pendek. Namun, Yen menguat setelah Jepang melakukan intervensi di pasar valas. Masato Kanda, pejabat tinggi mata uang Jepang mengatakan, bahwa pemerintah khawatir tentang pergerakan berlebihan di pasar valuta asing.
Seperti yang diperkirakan, dengan suara bulat9-0, BOJ mempertahankan tingkat keseimbangan kebijakan di -0,1% dan mempertahankan target imbal hasil JGB 10-tahun di sekitar 0%. Kuroda mengatakan, bahwa BOJ tidak perlu mengubah pedoman ke depan selama 2 atau 3 tahun, serta tidak ada prospek kenaikan suku bunga jangka pendek dengan kata lain tidak perlu mengubah pedoman kebijakan dovish selama bertahun-tahun.
Euro, pound, franc Swiss, dolar Australia dan Selandia Baru, antara lain, juga jatuh terhadap Yen. Konfirmasi intervensi datang hanya beberapa jam, setelah BOJ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk mendukung pemulihan ekonomi negara yang rapuh. Sebaliknya, bank sentral global, menaikkan suku bunga secara agresif dan perbedaan kebijakan telah membebani Yen.
Sudah lebih dari 1 dekade sejak Jepang melakukan intervensi langsung di pasar valuta asing dan lebih dari 2 dekade sejak intervensi untuk mendukung mata uangnya, yang terakhir dilakukan selama krisis keuangan Asia tahun 1997 hingga 1998. Berikut ini adalah riwayat intervensi yang dilakukan oleh BOJ.
- Intervensi yang dilakukan pada bulan Januari 1998, tidak membawa perubahan tren yang berarti. Perubahan tren dari bearish ke tren bullish baru terjadi, setelah harga kembali ke sisi bawah 120,70 pada bulan November 1998 dan membentuk double bottom, dan sejak saat itu rebound berkelanjutan hingga mencapai 160.40 pada April 1990.
- Intervensi yang dilakukan pada tahun 1992 hanya membawa perubahan tren yang berumur pendek sekitar 2 bulan, sebelum Yen kembali menguat terhadap Dolar AS dan jatuh ke harga 100,00.
- Intervensi tahun 1993 juga membawa perubahan tren seumuran jagung (hanya 4 bulan), kemudian USDJPY jatuh lebih dalam ke kisaran harga 80.00 pada Feb 1995. Intervensi April 1994 tidak membawa perubahan tren sama sekali, baru kemudian Agustus 1995 intervensi membawa perubahan tren yang cukup panjang hingga Agustus 1998 (3 tahun).
- Krisis keuangan Asia (1997 – 1998) membuat Yen melemah, mencapai hampir 148 per dolar pada Agustus 1998, bahkan setelah otoritas AS bergabung dengan BOJ untuk membeli yen. USDJPY akhirnya berubah arah pada Agustus 1998 selama 17 bulan ke depan.
- Januari 1999- April 2000 – BOJ menjual yen setidaknya 18 kali, termasuk sekali melalui Federal Reserve dan sekali melalui ECB, karena kekhawatiran kekuatan mata uang akan menghambat pemulihan ekonomi, Yen terus menguat tanpa perubahan.
- September 2001 – BOJ melakukan intervensi untuk menjual Yen setelah serangan 11 September di Amerika Serikat. ECB dan Federal Reserve New York keduanya beroperasi atas nama BOJ. Tetapi, intervensi ini tidak membawa perubahan tren.
- Mei-Juni 2002 – BOJ melakukan intervensi untuk menjual yen, sering kali didukung oleh Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa (ECB), Yen terus menguat tanpa perubahan.
- Maret 2004 – Kampanye 15 bulan untuk mengekang kenaikan yen berakhir setelah Jepang menghabiskan 35 triliun yen, atau lebih dari $300 miliar, untuk intervensi.
- 15 September 2010 – Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang untuk pertama kalinya dalam enam tahun, menjual Yen untuk membendung kenaikan mata uang setelah dolar mencapai level terendah 15 tahun di 82,87 yen.
- 18 Maret 2011 – G7 bersama-sama melakukan intervensi untuk membendung penguatan Yen ketika mata uang melonjak ke rekor tertinggi setelah gempa karena spekulasi bahwa perusahaan Jepang akan memulangkan aset asing untuk membayar rekonstruksi. Intervensi ini tidak membawa perubahan tren hingga……
- Agustus dan Okt – 2011 – Jepang melakukan intervensi untuk mengekang kenaikan yang dikhawatirkan para pejabat dapat menggagalkan pemulihan dari kemerosotan ekonomi yang dipicu oleh gempa bumi besar dan tsunami pada 11 Maret 2011. Intervensi kali ini sebagai awal perubahan tren besar jangka panjang hingga hari ini. Dalam tahun yang sama intervensi dilakukan sampai 3 kali.
Sebelum intervensi pekan ini dilakukan, pada bulan Juni 2022 – Pemerintah Jepang dan BOJ mengeluarkan pernyataan bersama yang menyoroti keprihatinan atas penurunan tajam Yen melampaui 134 per dolar. Sumber : reuters
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.