Renminbi Kembali Melemah, Imbangi Tarif AS

USDCNH

Mata uang China, Yuan-CNH atau yang dikenal dengan renminbi, kembali melemah mengimbangi tarif impor Amerika Serikat baru-baru ini,  mencapai angka terendah selama 11 tahun terakhir. Trend ini terjadi di tengah kekhawatiran atas meningkatnya perang dagang AS-Cina dan potensi resesi global.

Grafik USDCNH, D1

Nilai tukar Yuan merosot menjadi sekitar 7,13958 terhadap satu dolar AS, didaratan China level terendah sejak resesi tahun 2008. Sedangkan di luar Cina , Yuan tercatat turun menjadi 7,18327, ini merupakan level terendah sejak mata uang Yuan mulai diperdagangkan di luar Cina tahun 2010.

Pada hari Jum’at (23/8), pekan lalu kewenangan China mengatakan, bahwa tarif balasan akan dikenakan atas produk-produk impor dari AS senilai 75 miliar dolar, setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif tambahan atas barang impor dari Cina.

Sebagian besar pengamat mengatakan, bahwa ada unsur kesengajaan Bank Sentral China membiarkan  Yuan terdepresiasi dalam  mengimbangi tarif impor AS dan  untuk tetap menjaga  kelanjutan ekspornya, di tengah perlambatan ekonomi lokal dan global. Tentu saja, nilai mata uang Yuan yang lebih murah, membuat harga barang dari Cina di pasaran dunia menjadi relatif lebih murah. Asalkan Pemerintah bisa mengontrol pelemahan dengan baik dan bijaksana. AS telah berulang kali menuduh Cina melakukan manipulasi nilai tukar dengan membiarkan mata uangnya terus melemah.

Perang Dagang menjadi Perang Mata Uang.

Perang dagang yang dirintis oleh Presiden Donald Trump dengan rivalnya China telah berubah menjadi  perang mata uang, sehingga telah mengubah bermacam jenis perjanjian perdagangan antara AS dan China dan meningkatkan kemungkinan resesi global. China bisa dikatakan secara sengaja membiarkan mata uangnya melemah, sebagai tanggapan yang didorong pasar terhadap eksportir besar yang menghadapi rintangan tambahan untuk menjual barangnya ke luar negeri.

Yuan telah  jatuh di bawah ambang psikologis 7 yuan terhadap dolar AS, melewati ambang psikologis bahkan saat ini berada pada kisaran 7.18xxx. Lepas landas dari harga puncak yang terbentuk (06/08) di 7.13958. Membiarkan mata uang tergelincir di bawah ambang batas kemungkinan adalah sebuah peringatan.

Eskalasi perang dagang AS-China telah memperburuk pertumbuhan ekonomi global yang tengah kritis.  pertumbuhan GDP  negara maju  juga mengidentifikasikan pelemahan dibanding percepatan. Suku bunga acuan yang terus dipangkas oleh berbagai bank sentral dunia. Tingkat utang, baik perusahaan maupun pribadi berada pada level yang tak pernah terlihat sebelumnya. Kurva obligasi di AS sebagai ukuran kepercayaan dalam prospek jangka pendek untuk ekonomi berada dalam kondisi negatif. Hal- hal  diatas merupakan  indikator pada sebuah kondisi resesi.

Hal ini bukan hanya terjadi di AS, namun di Eropa, khususnya Jerman, para investor mengambil utang dengan imbal hasil negative, mereka membayar pemerintah untuk mendapatkan hak istimewa dalam menimbun uang mereka. Anda bisa bayangkan kondisi demikian dan apa arti semua ini?

Perang dagang beralih ke perang mata uang, tidak membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi dunia dan akan banyak negara-negara yang semakin menderita. Karena dengan meningkatnya tensi perdagangan, maka meningkat pula ketidakpastian dan ini sangat merugikan bagi dunia investasi.

Pertanyaannya, Siapakah sutradara dibalik perang dagang antara AS-China? Siapakah yang memiliki kepentingan dan yang merasakan persaingan langsung didalam penjualan produk?  apakah Amerika atau negara dengan teknologi digital dan elektronik?

Ady Phangestu

Analis – hfindonesia

Disclaimer : Materi ini diedarkan sebagai bahan komunikasi umum dan hanya bertujuan sebagai informasi dan bukan merupakan riset investasi independen. Komunikasi ini tidak mengandung, saran investasi atau rekomendasi investasi atau permintaan dengan tujuan pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang kami edarkan berasal dari sumber yang terpercaya , memiliki reputasi baik. Informasi apa pun pada kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikasi kinerja masa depan yang dapat diandalkan. Pengguna harus menyadari ,bahwa setiap investasi dalam Produk Leveraged memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan investasi apa pun yang sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang menjadi tanggung jawab bagi pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Komunikasi ini tidak boleh direproduksi atau didistribusikan lebih lanjut tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.