Kenaikan Suku Bunga Memperkuat Yen, tetapi Analis Memperingatkan bahwa Jalan ke Depan Tidak Akan Mulus!

A Japanese flag flutters atop the Bank of Japan building in Tokyo, Japan, September 21, 2016. REUTERS/Toru Hanai/File Photo - RTX2UM36
  • Saham Asia naik pada hari Senin, setelah data PMI Tiongkok naik ke level tertinggi dalam 6 bulan, sehingga menurunkan risiko stagnasi.
  • Pada hari Jumat, Yen Jepang naik lebih dari 1,80% karena Bank Jepang menyarankan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
  • Emas dan Yen Jepang naik karena Dolar AS kembali melemah. Ketegangan geopolitik terus mendukung Emas dan Yen.
  • Perdana Menteri baru Jepang, Shigeru Ishiba, menekankan perlunya memerangi deflasi dan meningkatkan upah.

EURJPY – Kenaikan Suku Bunga BOJ Lebih Lanjut & Lebih Banyak Dukungan untuk Upah!

Investor meningkatkan eksposur mereka terhadap Yen Jepang karena 3 alasan. Yang pertama adalah bahwa Bank Jepang merupakan satu-satunya Bank Sentral di dunia yang tidak akan memangkas suku bunga pada tahun 2024. Yang kedua adalah bahwa Bank Jepang kemungkinan akan kembali menaikkan suku bunga karena Perdana Menteri yang baru berupaya untuk mengonfirmasi langkah-langkah baru guna meningkatkan upah. Alasan terakhir adalah investor berupaya membatasi risiko penurunan suku bunga.

EURJPY H2 

Mata uang dengan kinerja terburuk pada bulan September adalah Dolar AS dan Euro karena keputusan bank untuk memangkas lebih besar dari ekspektasi sebelumnya. Selain itu, ekonomi Eropa terus menunjukkan tanda-tanda resesi dangkal lainnya yang akan mendorong Bank Sentral Eropa untuk terus memangkas. Menurut analis, ECB kemungkinan akan kembali memangkas suku bunga pada bulan Oktober tetapi akan memilih untuk berhenti pada bulan Desember. Pada bulan September, CPI wilayah Tokyo turun dari 2,6% menjadi 2,2%, dan CPI inti turun dari 2,4% menjadi 2,0% tahun-ke-tahun, sejalan dengan tujuan Bank Jepang untuk menstabilkan inflasi, yang meningkatkan kemungkinan kebijakan moneter yang lebih ketat. Pada hari Jumat, Shigeru Ishiba terpilih sebagai pemimpin baru Partai Demokrat Liberal Jepang dan akan menjadi Perdana Menteri. Dalam konferensi pers, ia menyatakan perlunya memerangi deflasi dan berjanji untuk mengambil langkah-langkah untuk menaikkan upah. Jika upah memang naik, Bank Jepang akan melihat ini sebagai kelonggaran yang diperlukan untuk menaikkan suku bunga lagi. Sejauh ini suku bunga BOJ telah naik dari -0,10% menjadi 0,25%. Yen Jepang adalah salah satu mata uang dengan kinerja terbaik hari ini, hanya melemah terhadap Dolar Selandia Baru. Namun, investor perlu berhati-hati terhadap perubahan apa pun dalam pergerakan harga saat Sesi Asia berakhir.

Harga Euro sebagian besar akan bergantung pada tingkat inflasi Jerman yang akan dirilis sepanjang hari. Tingkat inflasi Jerman saat ini berada di angka 1,9%, 0,6% lebih rendah dari Januari 2024. Analis memperkirakan Indeks Harga Konsumen bulanan Jerman akan mencapai 0,1% tetapi jika lebih rendah, Euro dapat kembali turun. Tingkat inflasi yang lebih rendah akan mengindikasikan melemahnya ekonomi dan memberikan data lebih lanjut bagi ECB untuk memangkas lebih lanjut.

Jadi bagaimana EURJPY akan berkembang selama minggu mendatang?

Karena Yen Jepang naik sebesar 1,89% pada hari Jumat, nilai tukar turun di bawah garis tren dan harga rata-rata. Aset tersebut juga diperdagangkan di bawah area netral Osilator. Faktor-faktor ini menunjukkan, bahwa momentum ada di pihak Yen Jepang dan “penjual” mengendalikan pasar. Individu yang ingin berspekulasi tren harga bearish mungkin ingin membidik level 157,483 yang merupakan level resistensi sebelumnya atau level 155,471 yang merupakan level support terbaru. Namun, ini akan bergantung pada apakah investor ingin berspekulasi dalam jangka menengah atau pendek. Pada jangka waktu 5 menit, harga menelusuri kembali sebesar 0,29%, tetapi jika harga turun lagi di bawah 158,260, momentum akan kembali mendukung Yen Jepang.

Terakhir, investor harus menyadari bahwa sementara Yen Jepang mendapatkan momentum, sesi perdagangan mendatang akan bergantung pada tingkat inflasi Jerman.

Lihat disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Michalis Efthymiou – Market Analyst

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Kami tidak menyarankan maupun merekomendasikan investasi atau permintaan untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dan bereputasi baik. Segala informasi tentang indikasi kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala jenis produk investasi dengan leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan melibatkan risiko tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan materi ini, tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor, karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda, dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.

Berita sebelumyaNike: Pratinjau Keuntungan
Michalis Efthymiou has over 9 years of experience within the financial service sector throughout the UK and Europe. He is a holder of both UK as well as EU-based qualifications and is listed amongst CySEC’s list of “certified advanced persons”. After spending 5 years in London where he operated as a financial advisor and an underwriter, Michalis then entered the market analysis sector. Additionally, he held training sessions and seminars in over seven countries across the globe and is now focused on providing investors with the required guidance to operate within the market with full confidence. His teaching methods are based on technical analysis, fundamental analysis and order flow analysis, as well as how to view the market from an institutional angle.