USDIndex pada perdagangan hari Jum’at [27/10] turun tipis sebesar -0,04% dan ditutup pada harga 106,29. Pelemahan Dolar disebabkan oleh penurunan kecil imbal hasil T-notes 10-tahun sebesar -0,8 bp, yang melemahkan perbedaan suku bunga dolar. Dolar juga mengalami tekanan likuidasi jangka panjang sebelum akhir pekan, setelah reli yang terlihat pada Selasa hingga Kamis ke level tertinggi dalam 3 minggu. Dolar juga dilemahkan oleh penurunan ekspektasi kenaikan suku bunga Fed kembali pada minggu ini. Meskipun demikian, dolar mendapat dukungan fundamental dari permintaan safe-haven, dengan indeks USA500 turun -0,68% pada hari Jum’at dan ketegangan di Timur Tengah.
Imbal hasil obligasi T-Note 10-tahun bertahan di bawah angka 4,9%, gagal mempertahankan ambang batas psikologis 5% dari awal minggu ini, karena pasar terus mengukur bagaimana perekonomian AS akan merespons prospek kebijakan The Fed yang semakin ketat. Harga PCE inti naik sebesar 0,3% dari bulan sebelumnya di bulan September, sejalan dengan perkiraan pasar yang sedikit mengurangi laju disinflasi dalam perekonomian AS dan pendapatan serta belanja pribadi terus meningkat pada tingkat yang tinggi. Data yang dibangun berdasarkan rilis sebelumnya menunjukkan, bahwa pertumbuhan GDP AS jauh di atas ekspektasi pada kuartal ketiga, memperkuat ketahanan perekonomian AS terhadap kenaikan suku bunga.
Meskipun para pengambil kebijakan The Fed mempertahankan proyeksi mereka untuk menaikkan suku bunga kembali, sebelum berakhirnya siklus pengetatan ini pada pertemuan terbaru mereka, namun belakangan ini mereka tampak bersikap dovish. Hal ini menyiratkan, bahwa lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah belakangan ini berdampak pada pandangan mereka, sehingga peningkatan suku bunga mungkin tidak diperlukan pada akhirnya. Namun mereka menekankan, bahwa suku bunga harus tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama dan beberapa diantaranya membiarkan kemungkinan kenaikan lebih lanjut, agar inflasi dapat mencapai target 2%. Baru-baru ini, Ketua Fed Powell membuka kemungkinan tindakan lebih lanjut, sambil mengakui dampak imbal hasil yang lebih tinggi.
Pasar tampaknya meragukan perlunya kenaikan kembali, mengingat kenaikan imbal hasil Treasury masih kuat meskipun ada sedikit kemunduran dari puncak yang dicapainya. Dana Fed berjangka menunjukkan, bahwa hanya ada kemungkinan 30% kenaikan 25 basis poin lagi pada bulan Januari dan penurunan suku bunga sekitar 80 basis poin pada akhir tahun berikutnya. Dengan mempertimbangkan semua hal tersebut, keputusan FOMC pada hari Rabu akan menarik perhatian khusus. Pernyataan dan konferensi pers tersebut mungkin akan diperhatikan untuk mendapatkan petunjuk mengenai apakah pintu untuk pengetatan lebih lanjut masih terbuka dan apakah pasar sudah benar dalam memperkirakan penurunan suku bunga.
Mengingat perekonomian AS masih berkembang pesat, pandangan hawkish lebih dimungkinkan terjadi. Meskipun pejabat belum mengisyaratkan kenaikan suku bunga kembali, namun tidak ada indikator ekonomi yang mendukung penurunan dalam waktu dekat. Oleh karena itu, Powell dan rekan-rekannya kemungkinan besar akan berada pada ketetapan mereka sebelumnya, yaitu suku bunga perlu tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dari perkiraan pasar saat ini, supaya inflasi dapat kembali mencapai target bank.
Laporan data utama yang harus diperhatikan selain suku bunga adalah angka pekerjaan. Setelah lonjakan di bulan September sebesar 336,000, pasar memperkirakan hasil yang jauh lebih lemah yaitu sebesar 175,000 di bulan Oktober. Angka klaim pengangguran baru-baru ini menunjukkan bahwa meskipun angka pemutusan hubungan kerja masih rendah, peningkatan klaim yang berkelanjutan mengisyaratkan semakin sulitnya mencari pekerjaan baru. Pengangguran diperkirakan akan tetap berada di angka 3,8%, namun pertumbuhan upah bisa melambat menjadi 4%y/y, yang akan menandai titik terendah pasca-pandemi. Hal ini seharusnya memberikan dorongan kepada The Fed untuk tidak perlu lagi menaikkan suku bunga, karena tekanan harga sudah berkurang.
Untuk USDIndex, posisi harga masih berada di atas EMA 26 hari setelah memantul dari garis median. Konsolidasi antara level 38.2%FR dan 50%FR, dapat berlaku hingga keputusan suku bunga, maupun laporan pekerjaan nanti. Meskipun demikian, pergerakan di atas 107,12 akan mengkonfirmasi reli lanjutan dengan kemungkinan menguji level 61.8%FR di 108.78. Sementara pada sisi negatif, pergerakan di bawah 105,13 akan mengaburkan prospek dan indeks dapat bergerak menurun untuk menguji EMA 200 hari.
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai bentuk komunikasi dan informasi semata, bukan sebagai riset investasi independen. Kami tidak merekomendasi investasi atau permintaan untuk membeli atau menjual instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya dan bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu, bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini, melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam informasi ini. Dilarang untuk memproduksi ulang atau mendistribusikan informasi ini, tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor, karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan harap pastikan, bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.