Pandangan Macro Ekonomi

Trading Leveraged Products is risky

IMF memperkirakan perekonomian global melambat dari 3,4% pada tahun 2022 menjadi 2,8% pada tahun 2023 (turun 0,1 poin persentase/pp dibanding proyeksi Januari), kemudian membaik ke level 3,0% di 2024 (turun 0,1 pp). Momentum penguatan pemulihan yang sempat terjadi di awal tahun, kini meredup seiring terjadinya gejolak sektor keuangan di Amerika Serikat dan Eropa serta tekanan inflasi yang persisten tinggi.

https://www.imf.org/en/Publications/WEO/Issues/2023/04/11/world-economic-outlook-april-2023

Seperti yang ditunjukkan grafik di atas, pertumbuhan diperkirakan akan relatif rendah di AS 1,4% di tahun 2023 dan menurun hingga 1% di tahun 2024; Kawasan Euro menyusut ke 0,7% tahun 2023 tetapi menguat ke 1.6% pada tahun 2024. Pertumbuhan yang kuat diproyeksikan di Asia dan Afrika (negara berkembang). Sementara itu, India diproyeksikan tumbuh 5,9% (2023) dan 6,3% (2024), serta Tiongkok diproyeksikan tumbuh 5,2% (2023) dan 4,5% (2024). Pembukaan kembali Tiongkok memberi daya dorong pemulihan ekonomi domestiknya di tahun 2023, tetapi tekanan struktural termasuk krisis sektor properti masih membayangi prospek Tiongkok di tahun-tahun berikutnya.

IMF melihat berbagai risiko perekonomian global masih dominan dengan potensi hard landing jika risiko semakin ekskalatif. Risiko utama berasal dari tekanan sektor keuangan, tekanan utang, ekskalasi perang di Ukraina yang dapat memicu kenaikan harga komoditas, tingkat inflasi inti yang persisten tinggi, serta fragmentasi geo-ekonomi.

Proyeksi inflasi global 2023-2024 naik 0,4 pp dan 0,6 pp menjadi 7,0% dan 4,9% yang secara garis besar terjadi pada negara maju. Kombinasi normalisasi rantai pasokan, adaptasi pasar terhadap perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, dan suku bunga yang meningkat pesat tampaknya telah memulai proses disinflasi yang dapat berlangsung hingga sisa tahun ini. Namun sejumlah negara di kawasan Eropa dan Inggris, inflasi tetap lengket.  Sumber : IMF

Kegagalan sistem perbankan AS dan Eropa menambah ketidakpastian terhadap outlook kedua kawasan yang sudah mendapat tekanan berat dari inflasi dan pengetatan moneter yang agresif.

Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan di Q2 adalah dampak dari siklus kenaikan suku bunga agresif yang dimulai bank sentral kira-kira setahun yang lalu. Sementara penundaan yang tepat diperdebatkan dengan hangat dan selalu berubah, para ekonom secara luas setuju bahwa kebijakan moneter berdampak pada aktivitas ekonomi yang mendasarinya dengan kelambatan. Dalam pernyataan beberapa pejabat bank, baik Fed, ECB dan BOE beberapa pekan lalu, mereka masih cenderung menghendaki kenaikan suku bunga berlanjut karena berkeyakinan inflasi masih jauh dan akan berlangsung lama, sehingga mereka harus memastikan angka rilis terbaru bisa turun mendekati target mereka.

Dalam pertemuan 21-22 Maret yang lalu, anggota FOMC mengamati bahwa inflasi tetap terlalu tinggi dan pasar tenaga kerja tetap ketat dan sebagai akibatnya, mereka mengantisipasi bahwa beberapa penguatan kebijakan tambahan mungkin tepat untuk mencapai sikap kebijakan yang cukup ketat untuk mengembalikan inflasi menjadi 2%.

Sementara, sebagian besar pembuat kebijakan ECB setuju untuk menaikkan suku bunga utama sebesar 50 basis poin bulan lalu, meskipun beberapa anggota lebih suka untuk tidak menaikkannya sampai ketegangan pasar keuangan mereda, laporan pertemuan kebijakan bank sentral bulan Maret menunjukkan. Namun, pejabat ECB secara luas setuju dengan ketahanan sistem perbankan kawasan euro, mencatat bahwa bank sentral memiliki landasan lebih lanjut untuk menyesuaikan sikap kebijakan moneter untuk memastikan pengembalian inflasi tepat waktu sesuai target.

BOE menaikkan suku bunga bank utamanya sebesar 25bps menjadi 4,25% selama pertemuan Maret 2023, sejalan dengan ekspektasi,dan mendorong biaya pinjaman ke level tertinggi baru di tahun 2008, yang bertujuan untuk mengembalikan inflasi ke target 2%. Tingkat inflasi di Inggris tiba-tiba beringsut lebih tinggi menjadi 10,4% bulan lalu dari 10,1%. Inflasi kemungkinan masih akan turun tajam selama sisa tahun ini dan ke tingkat yang lebih rendah daripada yang diperkirakan pada bulan Februari, namun para pembuat kebijakan memperingatkan bahwa jika ada bukti tekanan yang lebih terus-menerus, maka pengetatan lebih lanjut akan diperlukan. Pembuat kebijakan juga akan terus mencermati dampak kondisi kredit yang dihadapi oleh rumah tangga dan bisnis, serta dampaknya terhadap prospek ekonomi makro dan inflasi.

Meskipun, mereka menyiratkan kenaikan suku bunga berkelanjutan sepanjang paruh pertama tahun ini,  rata-rata Bank Sentral telah mengurangi bahasa hawkish mereka, bahkan ada yang sementara menghentikan siklus kenaikan suku bunga mereka sambil memperhatikan dukungan data lainya untuk mendapatkan kepastian arah ekonomi.

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu

Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.