Inflasi Jerman Tertinggi Hampir Setengah Abad

Tingkat inflasi tahunan Jerman meningkat menjadi 7,9% y/y pada Mei, level tertinggi dalam hampir setengah abad, menurut perkiraan resmi pada hari Senin. Ini adalah tingkat inflasi tertinggi sejak musim dingin 1973-1974, ketika krisis minyak memicu harga yang lebih tinggi. Inflasi di Jerman sudah mencapai 5,1% di bulan Februari dan melonjak di atas 7% di bulan Maret setelah perang meletus di Eopa Timur.

Kantor Statistik Federal mengatakan inflasi y/y melonjak dari 7,4% pada bulan April, dengan harga energi menguat 38,3% lebih tinggi dari Mei tahun lalu dan harga pangan naik 11,1%. Pada skala bulanan, harga konsumen naik 0,9% di bulan Mei menyusul kenaikan 0,8% pada April dan di atas ekspektasi pasar yang meningkat 0,5%, data awal menunjukkan.

Jerman mengandalkan impor untuk memenuhi lebih dari 70% kebutuhan energinya. Produksi dalam negeri Jerman, kini hanya mencakup 2% dari konsumsi minyak mentahnya, dan 6% dari konsumsi gas alam. Cadangan di ladang minyak dan gas dalam negeri Jerman memang makin menipis dan tidak ada penemuan ladang minyak besar.

https://www-genesis.destatis.de/genesis/online?sequenz=statistikTabellen&selectionname=61111&language=en#abreadcrumb

Dalam laporan terpisah pada hari Senin, kantor tersebut mengatakan bahwa pendapatan masyarakat di Jerman turun 1,8% secara riil pada Q1 2022 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, akibat dari inflasi yang lebih dari mengimbangi kenaikan nominal sebesar 4%.

Menteri Keuangan Christian Lindner mengatakan, bahwa prioritas utama harus memerangi inflasi. Inflasi adalah risiko ekonomi yang sangat besar dan kita harus melawan inflasi ini, sehingga tidak ada krisis ekonomi yang muncul darinya, sehingga tidak ada spiral yang berkembang di mana inflasi memberi makan dirinya sendiri.

Menjelang penutupan bulan Mei, GER40 diperdagangkan mendatar terpaut antara 14.500 dan 14.500, namun ada kecenderung menguat. Siemens melonjak 3,7% setelah perusahaannya mencapai kesepakatan proyek kereta api berkecepatan tinggi senilai US$8,7 miliar di Mesir, sementara EURUSD terapresiasi +0.48% saat penulisan artikel ini.

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu

Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.