Mengapa Saham Teknologi Rontok?

Bank sentral telah menakuti pasar baru-baru ini dengan retorika hawkish mereka. Intervensi verbal yang dilakukan secara rutin dan gencar oleh bankir, berhasil mendiamkan hiruk pikuk pasar saham. Pasar telah diberitahu, bahwa inflasi tidak lagi bersifat sementara. Bank Sentral berlomba melakukan QT dan sejumlah kenaikan suku bunga untuk menjinakkan inflasi yang mencekik leher konsumen, sementara pertumbuhan upah tidak seimbang dengan laju inflasi. Tingkat suku bunga dan inflasi yang lebih tinggi menyebabkan investor mendiskon keuntungan bisnis di masa depan lebih besar, sehingga memberi mereka nilai sekarang yang lebih rendah hari ini. Ini berarti investor tidak mau membayar penilaian setinggi langit untuk perusahaan yang merugi.

Penguncian Covid di China, konflik Eropa Timur dengan segala dinamika sanksi dan boikot,  semakin melukai rantai pasokan dan menyebabkan angka inflasi yang meningkat. Inflasi kemungkinan akan tetap tinggi, yang berarti  Bank sentral global perlu melanjutkan pengetatan kuantitatif dan menaikkan suku bunga. Ini buruk bagi pertumbuhan saham secara global, apalagi ditambah dengan ancaman resesi.

Indeks USA100 telah jatuh lebih dari 30% dari puncak 2021 (16.767), hingga kini belum ada kepastian kemana arah lanjutan berikutnya, namun yang pasti posisi koreksi saat ini telah mencapai 50.0%FR dan secara teknis berada di wilayah pasar beruang. 6 besar  harga saham perusahaan dengan kapitalisasi pasar jumbo yang mendukung indeks ini tercatat memiliki kinerja saham yang memilukan pada akhir Q4 2021, Q1 dan Q2 berjalan.

  1. Apple dengan kapitalisasi pasar terbesar $2.288T, harga sahamnya mengalami penurunan 27% dari puncak January.
  2. Microsoft dengan kapitalisasi pasar $1.967T, harga sahamnya mengalami penurunan 29%.
  3. Alphabet dengan kapitalisasi pasar $1.395T, harga sahamnya mengalami penurunan 32%.
  4. Amazon dengan kapitalisasi pasar $1.094T, harga sahamnya mengalami penurunan 45%.
  5. Tesla dengan kapitalisasi pasar $688.89B, harga sahamnya mengalami penurunan 50%.
  6. Meta (FB) dengan kapitalisasi pasar $527.65B, harga sahamnya mengalami penurunan 55%.

Meskipun ini adalah penurunan besar, namun mereka secara substansial lebih baik daripada apa yang telah dilakukan perusahaan lain, sementara Snap anjlok lebih dari 75%. Perusahaan lain seperti Carvana, Pinterest, Wayfair, Roku, Stitch Fix, Oscar Health, Affirm, Roku, Unity Software dan Asana semuanya turun lebih dari 70% dari level tertinggi sepanjang masa. Aksi jual didukung oleh rata-rata pergerakan 25 hari dan 50 hari. Ini menandakan bahwa ada lebih banyak saham di zona merah.

Tinjauan Teknis

Dalam tampilan grafik mingguan USA100, harga yang terlihat membentuk pola A,B,C.  Pola ini adalah pola korektif yang umum dan biasa terlihat. Namun perpotongan EMA 26 minggu (1/2 tahun) dan 52 minggu (1 tahun) mengisyaratkan kedalaman koreksi jangka menengah yang besar. USA100 saat ini duduk di tebing, menggoda dengan wilayah pasar beruang. Apa yang tidak biasa adalah bahwa aksi jual sejauh ini sangat teratur belum terlihat ada kepanikan. Akan sangat tidak biasa bagi pasar beruang untuk menyelesaikan tanpa dasar akhir pada penjualan panik yang meluas dengan memperpanjang bagian bawah dengan tambahan 5-7% lebih rendah.

Aset ini, kini terhenti sementara di dekat retracement 50.0%, dan jika kondisi memburuk akan menguji 61.8%FR (±10.500). Dengan demikian, titik terendah tidak dekat dan ada kemungkinan indeks akan jatuh ke sekitar $10.000. Pergerakan di atas level resistance  $12.588 akan meredam pandangan bearish dan prospek akan menjadi kabur.

Semua indikasi teknis memvalidasi pergerakan aset, EMA 200 jauh di atas 14.000, Alligator masih terlihat lapar, Oscilasi masih menyelam di zona merah. Sepanjang resistance 13.555 tetap utuh, maka prospek jangka menengah tetap bearish.

Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi

Ady Phangestu

Market Analyst – HF Educational Office – Indonesia

Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.

Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.