Konflik geopolitik yang serius telah mengakibatkan berbagai sanksi terhadap Rusia, terlepas dari kepentingan dan tujuan konflik itu sendiri, serta intrik kepentingan negara besar, telah menyebabkan harga komoditas melambung ditengah masalah rantai pasokan yang belum berakhir pasca pandemi. Risk appetite pasar juga dipengaruhi oleh ketakutan perlambatan ekonomi China, setelah China dilanda wabah varian Covid-19 Omicron. Sementara itu, pembicaraan damai konflik Rusia-Ukraina belum menemukan titik terang. Pada saat yang sama, greenback tetap menguat karena pasar memperkirakan kenaikan 50 bps pada pertemuan Mei oleh bank sentral AS, karena imbal hasil Treasuries AS terus meningkat.
USOil turun –4,5% pada saat penulisan artikel ini, karena kelompok OPEC+ diperkirakan akan tetap pada rencana peningkatan produksi minyak Mei pada pertemuan 31 Maret. Saudi berhati-hati, mereka tidak ingin menaikkan produksi minyak di atas rencana agar tidak menunjukkan bahwa mereka menentang Rusia (reuters). Disamping itu, kekhawatiran meningkat, setelah Shanghai meluncurkan penguncian bertahap untuk mengekang lonjakan kasus Omicron dan menangguhkan transportasi umum. Sementara itu, KTT Dewan Uni Eropa pekan lalu gagal menyepakati sanksi tambahan terhadap Rusia, karena Jerman dan negara lain yang bergantung pada ekspor energi dari negara itu tidak menyetujui, meskipun ada tekanan dari Biden. Pergerakan tersebut mengikuti lonjakan harga minyak 7,5% pekan lalu, karena pasar bergulat dengan gangguan pasokan yang disebabkan oleh sanksi terhadap energi Rusia, kerusakan pada pipa utama di Laut Hitam dan serangan militan terhadap fasilitas minyak Saudi.
Ekspor minyak Rusia anjlok lebih dari 26% dalam seminggu dari 17 Maret hingga 23 Maret menjadi rata-rata 3,63 juta barel dalam pengiriman harian, Bloomberg melaporkan berdasarkan data industri. Penurunan tajam terjadi di tengah embargo eksplisit dari beberapa negara termasuk AS dan Inggris. Menurut Wakil Perdana Menteri Rusia Novak, negara itu masih dapat menjual minyak mentah Ural dengan diskon harga yang tajam. Awal bulan ini, India meraup beberapa juta barel minyak Rusia dengan harga sekitar 20% di bawah harga patokan global.
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Market Analyst
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.