AstraZeneca merupakan salah satu pemimpin dalam perlombaan global untuk mengembangkan vaksin COVID-19, yang menghadapi serangkaian kontroversi. Selain vaksin dari J&J, vaksin dari AstraZeneca juga menghadapi kemungkinan pembekuan darah langkah, sehingga menambah daftar kasus yang terus berlanjut, termasuk keraguan atas dosis, penundaan produksi dan pemotongan pasokan.
AstraZeneca untuk pertama kalinya akan mengeluarkan penjualan dari vaksin virus korona, Vaxzevria, yang sedang dikerjakannya dengan Universitas Oxford. Vaxzevria adalah vaksin pencegah penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) pada orang yang berusia 18 tahun ke atas. COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Vaxzevria terdiri dari virus lain (dari keluarga adenovirus) yang telah dimodifikasi untuk mengandung gen pembuat protein dari SARS-CoV-2. Vaxzevria tidak mengandung virus itu sendiri dan tidak dapat menyebabkan COVID-19.
Astrazeneca PLC dijadwalkan akan melaporkan pendapatan mereka pada tanggal 30 April, sebelum pembukaan pasar. Laporan ini untuk kuartal fiskal yang berakhir pada bulan Maret 2021. Berdasarkan perkiraan analis Zacks Investment Research besaran EPS untuk kuartal tersebut berada pada $ 0,71. EPS yang dilaporkan untuk kuartal yang sama pada tahun lalu adalah $ 0,53. Perkiraan pendapatan tahun 2021 akan meningkat dengan persentase yang lebih rendah dengan pendapatan inti tumbuh sekitar $ 4,75- $ 5,00 /saham. Zacks memberi peringkat AstraZeneca di level #3 (hold).
Pada kuartal terakhir yang dilaporkan, perusahaan memberikan kejutan pendapatan sebesar 1,89%. Pendapatan perusahaan mengalahkan estimasi dalam tiga dari empat kuartal terakhir, dengan kejutan pendapatan rata-rata menjadi 4,92%. Saham AstraZeneca telah naik 4,7% sepanjang tahun ini dibandingkan dengan peningkatan industri sebesar 3,1%.
Penjualan obat-obatan AstraZeneca yang lebih baru, terutama obat kanker seperti Lynparza, Tagrisso dan Imfinzi diharapkan akan mendorong pendapatan perusahaan pada kuartal pertama. Sementara itu, penyerapan Calquence yang kuat pada pasien leukemia kemungkinan besar telah membawa pendapatan tambahan. Obat utama AstraZeneca lainnya seperti Fasenra dan Farxiga kemungkinan besar telah berkontribusi pada pertumbuhan penjualan di kuartal yang akan segera dilaporkan. Namun, penjualan Brilinta mungkin terluka karena tekanan harga di China serta dampak COVID-19.
Dalam beberapa hari belakangan ini terkait isu vaksin AstraZeneca, telah menjadi topik utama di sebagian besar media. Amerika Serikat berencana untuk membagikan jutaan dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca ke seluruh dunia, namun anehnya Amerika sendiri tidak menggunakan vaksin ini. AS saat ini memiliki stok 60 juta dosis vaksin AstraZeneca, yang tidak digunakan negara tersebut karena vaksin tersebut belum disetujui oleh FDA, sedangkan negara tersebut memiliki tiga vaksin lain yang telah disetujui untuk penggunaan darurat (Pfizer-BioNTech, Moderna dan Johnson & Johnson). Meskipun memiliki resiko, namun segi manfaat dari vaksin lebih besar maka pendistribusian dan penggunaan dilanjutkan seperti di Kanada. Kanada memutuskan untuk memberikan suntikan AstaZeneca hanya untuk mereka yang berusia 40 tahun ke atas. Sementara itu, J&J mengungkapkan studinya menemukan pengobatan perusahaan itu 85% efektif melawan kasus penyakit yang parah.
Menjelang laporan pendapatan Q121, harga saham AstraZeneca diperdagangkan melemah sebesar -0,68% saat laporan ini ditulis. Untuk Q1 harga sempat membuat harga tinggi $ 80,13 pada awal tahun, namun selama bulan Februari terkoreksi cukup dalam hingga $67,34. Saat ini diperdagangkan di kisaran $75,19. Secara tren mayor, memang harga berada dalam tren bullish, namun harga telah kehilangan momentum cukup lama selama kontroversi berlangsung. Prospek bullish terlihat lemah, meski kondisi harga masih berada di atas EMA 200 hari. Koreksi menargetkan dukungan $74,19 dan pergerakan di atas tahanan minor $77,27 akan berimplikasi pada reli lanjutan untuk $80,13. Secara luas, prospek bullish kehilangan momentum dan pergerakan cukup terbatas.
Klik disini untuk mengakses Kalender Ekonomi
Ady Phangestu
Analyst – HF Indonesia
Disclaimer : Materi ini disediakan sebagai komunikasi pemasaran umum dengan tujuan hanya sebagai informasi semata dan bukan sebagai riset investasi independen. Di dalam komunikasi ini tidak mengandung saran maupun rekomendasi investasi atau permintaan dengan maksud untuk pembelian atau penjualan instrumen keuangan apa pun. Semua informasi yang disajikan berasal dari sumber yang terpercaya, bereputasi baik. Segala informasi yang memuat indikasi kinerja masa lalu bukan merupakan jaminan atau indikator atas kinerja masa depan yang bisa diandalkan. Pengguna harus menyadari, bahwa segala investasi dalam Produk dengan Leverage memiliki tingkat ketidakpastian tertentu dan bahwa segala investasi sejenis ini melibatkan risiko tingkat tinggi yang kewajiban dan tanggung jawabnya semata-mata ditanggung oleh pengguna. Kami tidak bertanggung jawab atas kerugian yang timbul dari investasi apa pun yang dilakukan berdasarkan informasi yang disediakan dalam komunikasi ini. Dilarang produksi ulang atau mendistribusikan lebih lanjut komunikasi ini tanpa izin tertulis sebelumnya dari kami.
Peringatan Risiko : Perdagangan Produk dengan Leverage seperti Forex dan Derivatif mungkin tidak cocok bagi semua investor karena mengandung risiko tingkat tinggi atas modal Anda. Sebelum melakukan perdagangan, harap pastikan bahwa Anda memahami sepenuhnya kandungan risiko yang terlibat, dengan mempertimbangkan tujuan investasi dan tingkat pengalaman Anda dan bila perlu carilah saran dan masukan dari pihak independen.